Pasraman Jnana Sila Bhakti Batam

Jambore Pasraman Kepri

Pembimas Hindu Kepri Gelar Jambore Pasraman Tingkat Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2018 di Kota Batam, 

Pada Jumat s/d Sabtu tanggal 16 s/d 17 November 2018, bertempat di Aula pasraman Jnana Sila Bhakti Kota Batam, diselenggarakan Jambore Pasraman tingkat Provinsi. Hadir pada saat upacara pembukaan yaitu Pembimas Hindu Kepulauan Riau, Putu Suardika selaku Sekretaris Parisada Prov. Kepulauan Riau, Ketua Parisada Kota Batam, Ketua Parisada Kabupaten Bintan, Pengurus WHDI Prov. Kepulauan Riau, Ketua BOP Agung Amerta Bhuana, Direktur Pasraman Jnana Sila Bhakti, Penyelenggara Hindu Kantor Kementerian Agama, Ketua Lembaga Agama dan Keagamaan se-Kepulauan Riau.

Dalam sambutannya, Purwadi, S.Ag selaku Ketua paniti menjelaskan bahwa kegiatan Jambore pasraman tingkat Provinsi Kepulauan Riau ini tidak semata – mata hanya mencari pemenang lomba yang nantinya akan mewakili Provinsi Kepulauan Riau pada ajang lomba Jambore Pasraman Nasional tahun 2019 di Bali, tetapi lebih dari itu yaitu melakukan pembinaan dan proses pembelajaran. Ada beberpa cabang lomba pada Jambore Pasraman kali ini, di antaranya Lomba Tri Sandhya, Kramaning Sembah, pelafalan doa sehari-hari, puisi keagamaan, bercerita keagamaan, dharma widya atau cerdas cermat tingkat SD, SMP dan SMA/K, dan Lomba Yoga asanas putra dan putri.


Jambore Pasraman bertujuan untuk meningkatkan Sradha dan Bhakti Peserta Didik, menjadi Media berbagi pengalaman dan pengetahuan, Melestarikan dan mengembangkan nilai – nilai luhur seni dan budaya, Meningkatkan moral dan budi pekerti luhur, Meningkatkan solidaritas, kebersamaan, dan kekeluargaan peserta didik, meningkatkan kreatifitas, keterampilan keagamaan serta sportifitas. Terakhir Purwadi menegaskan bahwa Jambore Pasraman bertujuan untuk meningkatkan Persatuan dan Kesatuan dalam wadah NKRI, dan menumbuhkan dan mengembangkan perilaku hidup sehat lahir dan batin.


Adapun tema dari kegiatan ini adalah “Jambore Pasraman Tingkat Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2018 sebagai Wahana meningkatkan kepekaan dan solidaritas untuk kesadaran generasi muda Hindu dalam tanggung jawab membangun masa depan bangsa”


Kemudian Ketut Suardita selaku Pembimas Hindu pada Kanwil Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Riau yang sekaligus mewakili Ka-Kanwil Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Riau karena ada agenda assessment ASN Kementerian Agama di Kota Tanjung Pinang, menjelaskan bahwa peserta diharapkan menjaga persatuan, sportifitas dan kerukunan. Pasraman merupakan salah satu bentuk lembaga pendidikan keagamaan Hindu baik formal maupun non formal yang dilaksanakan oleh masyarakat Hindu di seluruh Indonesia yang berperan meningkatkan kualitas sradha dan bhakti peserta didik.



Pada Hari Sabtu, 17 November 2018, Dr. Drs. H. Mukhlisuddin, SH, M.A selaku Ka-Kanwil Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Riau memberikan pembekalan/materi kepada semua peserta dengan topik “Peran Kanwil Kementerian Agama pada Jambore Pasraman”. Mukhlasuddin menjelaskan bahwa Kementerian Agama di tingkat Provinsi akan mendukung pelaksanaan Jambore Pasraman di tingkat nasional tahun 2019 di Bali. Kanwil melalui DIPA unit Bimas Hindu akan menganggarkan dalam DIPA Tahun 2018 pada unit Bimas Hindu Provinsi Kepulauan Riau dalam bentuk melaksanakan kegiatan Jambore Pasraman Prov. Kepulauan Riau Tahun 2018 di Kota Batam. Pembimas Hindu juga melakukan koordinasi dengan instansi terkait di tingkat pusat (Bimas Hindu) Perguruan Tinggi Hindu dalam hal pembinaan Jambore Pasraman. Di samping itu mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh lembaga Pendidikan Keagamaan Hindu di Prov. Kepulauan Riau juga perlu dilaksanakan. Pembinaan dan monitoring ke seluruh Pasraman di Prov. Kepulauan Riau. Terakhir adalah melakukan langkah-langkah pembinaan dalam rangka pemantapan peserta Jambore Pasraman perwakilan Prov. Kepulauan Riau yang akan bertanding pada Jambore Pasraman Tingkat Nasional Tahun 2019 di Bali.


Kegiatan dilanjutkan dengan pelaksanaan lomba Dharma Widya/cerdas cermat tingkat SD, SMP dan SMA/K. Bertindak sebagai dewan juri adalah Pak Agung, Made Karmawan, dan Lilik Widyawati. Kemudian lomba puisi keagamaan, bercerita keagamaan, Tri Sandha. Pada malam harinya dilanjutkan dengan Lomba yoga Asanas Putra dan putri. Bertindak sebagai dewan juri adalah Ni Luh Asli dari Bali, Eko Prasetyo dan Gusti Kade Sugiantara. Dalam waktu bersamaan juga dilaksanakan lomba Keramaning Sembah dengan dewan jurinya adalah I Nengah Dana dari Parisada Pusat, dan I Wayan Catra Yasa. Kegiatan ini dilanjutkan dengan sesi dinamika kelompok/capacity building, pembinaan dan diakhiri pengumuman pemenang lomba serta upacara penutupan oleh Pembimas Hindu.


 

Kegiatan Jambore Pasraman sangat penting untuk dilakukan dalam upaya meningkatkan kreativitas siswa pasraman guna mewujudkan insan yang memilikki sradha dan bhakti, memilikki etika moral/normatika yang baik. (eko/gus-2018)

 

Last Updated on Wednesday, 21 November 2018 09:09

Hits: 2223

Dharma Camp 2017

Buliding Bhakti and Leadership – 

Sabtu 23 Desember sampai dengan 24 Desember 2017 bertempat di Pantai Palm Spring and Golf, Nongsa, lebih kurang 68 siswa siswi Pasraman Jnana Sila Bhakti beserta guru pembimbing melaksanakan kegiatan Dharma Camp. Hadir pada kesempatan itu Pembimas Hindu Kanwil Kementerian Agama Prov. Kepulauan Riau, Penyuluh Agama Hindu baik PNS maupun non PNS, Penyelenggara Hindu pada Kantor Kementerian Agama Kota Batam, Ketua Parisada Prov. Kepulauan Riau dan Parisada Kota Batam, WDHI dan lembaga agama keagamaan Hindu yang lainnya. 

Acara dimulai dengan pembagian kelompok/ tim dan pembuatan yel – yel di aula Pasraman Jnana Sila Bhakti. Ada 6 (enam) regu yang terbentuk, yaitu merah, kuning, biru, ungu, hijau dan jingga. Menurut Made kasa Astawa selaku ketua Pasraman Jnana Sila Bhakti bahwa kegiatan ini bertujuan untuk membentuk soft skill, jiwa kepemimpinan, kerjasama tim dan rasa bhakti di antara peserta. Made menjelaskan tema dari kegiatan ini yaitu: “Building bhakti and leadership”. Maksud dari tema ini adalah di samping untuk membentuk jiwa kepemimpinan, Dharma Camp ini juga bertujuan untuk membentuk jiwa kepemimpinan kepada siswa pasraman yang nantinya akan menjadi seorang pemimpin di masa depan yang religius memilikki rasa bhakti kepada Tuhan dan kedua orang tua. 

Setelah pembagian tenda selesai dilaksanakan, acara dilanjutkan dengan doa bersama pembukaan Dharma Camp 2017. Dilanjutkan dengan latihan dan pendalaman materi lagu nyanyian dharma dan lomba Sembahyang Tri Sandhya yang dipandu oleh masing – masing Pembina.

Pada malam harinya dilanjutkan dengan lomba Tri Sandhya. Menurut Putu Satria Yasa selaku Juri Lomba Sembahyang Tri Sandhya menyatakan bahwa secara umum peserta sudah bagus tinggal ditingkatkan penghayatan dan pelafalannya. Ada banyak kriteria penilaian dalam lomba ini di antaranya Penguasaan materi Tri Sandhya, intonasi/pelafalan, ketepatan nada dan mantra serta penjiwaan. Demikian juga dengan Lomba Nyanyian dharma. Pande Suarmayuni selaku dewan Juri dan juga pnegurus WHDI Prov. Kepulauan Riau menyatakan bahwa dalam nyanyian dharma, peserta harus memperhatikan irama, ketukan dan nada lagu. Sebelum maju peserta harus sudah hafal lirik, karena jika belum hafal lirik maka akan berpengaruh pada penampilan.

Selanjutnya adalah pembinaan mental oleh Ketut Suardita selaku Pembimas Hindu. Kepada peserta yang hadir Ketut menghimbau agar para siswa bersungguh-sungguh mengikuti kegiatan ini dari awal sampai akhir. Apa yang didapat di kegiatan ini akan menjadi bekal di hari tua nanti. Ketut juga menyinggung tema kegiatan ini bahwa Dharma Camp di samping menumbuhkan rasa bhkati juga akan membentuk jiwa kepemimpinan kepada para siswa sebagai generasi penerus Hindu khususnya dan penerus bangsa pada umumnya.

Selanjutnya adalah Jurit malam atau dinamika kelompok. Di sini peserta diharuskan melewati 6 (enam) pos yang ada. Pos 1 mereka harus membawakan puisi yang bertemakan agama dan kasih ibu karena masih dalam suasana hari ibu yang dipandu oleh Katmiartik. Di Pos 2 ada uji kreatifitas dan dinamika kelompok yang dipandu oleh Purwadi. DI Pos 3 ada asah otak kanan dan otak kiri dengan menyelesaikan pertanyaan analogi dan logika oleh Arya dan Rika dari Peradah Kepulauan Riau. Di Pos 4 ada permainan angka dan kata yang dipandu oleh Eko, Komang Sumi dan Komang May. Di Pos 5 ada uji penampilan tari Kecak yang dipandu oleh Anak Agung Ketut Adi dari WHDI. Di Pos 6 ada penilaian Nyanyian Dharma yang dipandu oleh Putu Suardika. Di Semua pos mereka wajib  menyampaikan yel – yel. Di samping aspek kecepatan, ketepatan dan keindahan tari dan puisi, Pembina di setiap pos juga menilai kekompakan, kerjasama tim, kedisiplinan dan kerapian. 

Acara dilanjutkan dengan renungan malam. Purwadi selaku penyuluh agama Hindu memberikan pembinaan kepada semua peserta. Kali ini Purwadi menggunakan sarana lilin sebagai ilustrasi. Purwadi menjelaskan bahwa lilin untuk menerangi ruangan gelap maka harus membakar dirinya sampai habis. Demikian juga orang tua kita yang rela berkorban terutama seorang ibu yang sudah mengandung selama 9 (sembilan) bulan, melahirkan, kemudian menyusui dan mendidik kita dan pada akhirnya beliau akan pergi meninggalkan kita. Seorang ibu rela mempertaruhkan nyawanya saat melahirkan kita. Maka selama mereka masih hidup maka kita wajib merawatnya, memberikan kasih dan sayang. Kita tidak mungkin bisa membalas semua kebaikan kedua orang tua kita tetapi kita bisa berbahkti kepada mereka.

Kemudian Eko, selaku  Penyelenggara Hindu Kemenag Kota Batam memberikan motivasi dan pembinaan kepada siswa pasrmaan. Inti materi yang disampaikan  bahwa semua materi dan ujian yang disampaikan dan diujikan oleh guru Pembina kepada peserta mempunyai arti dan tujuan tertentu. Menurut Eko seorang pemimpin harus mempunyai rasa bhakti kepada Tuhan dan berbhakti kepada orang tua. Ada ujian ketepatan angka bahwa seorang pemimpin harus cerdas dan dapat menyerap aspirasi masyarakat, seorang pemimpin harus mengenali keadaan masyarakat melalui wajahnya. Seorang pemimpin harus bisa menyampaikan pesan secara tuntas. Selanjutnya Eko menjelaskan ada ujian seni tari kecak bahwa seorang pemimpin harus menguasai seni memimpin organisasi. Ada ujian dinamika kelompok artinya harus ada kerjasama tim. Ada ujian asah otak kanan dan otak kiri bahwa seorang pemimpin harus pandai menguasai diri.

Pada keesokan harinya, Minggu pagi, acara dilanjutkan dengan Yoga Asanas yang dipandu oleh Dada Suresh dari Ananda Marga Kota Batam. Yoga di awali dengan pemanasan kemudian Yoga Surya Namaskar, dan dilanjutkan gerakan variasi (workout). Menurut Dada Suresh, jika yoga asanas ini rutin dilaksanakan maka membuat jasmani dan rohani kita menjadi sehat. Kita akan lebih bisa mengontrol diri dalam kehidupan ini. Selanjutnya dilaksanakan lomba Yoga Surya Namaskar yang dipandu oleh Made Karmawan. Dan Kegiatan ini ditutup secara resmi oleh I Made Kasa Astawa selaku Ketua Pasraman Jnana Sila Bhakti.

Kegiatan ini sangat positif sekali untuk siswa dan guru. Di samping membentuk rasa bhakti pada siswa juga akan membentuk jiwa kepemimpinan dan rasa memilikki pada siswa pasraman. Tegas I Made Kasa mengakhiri pembicaraannya. (ep2017).

 

Last Updated on Friday, 29 December 2017 14:47

Hits: 2815

Pasraman Kilat 2017

Dalam rangka mengisi liburan siswa – siswi yang beragama Hindu di Kota Batam dan untuk menguatkan sradha agama Hindu, maka Pasraman Jnana Sila Bhakti Kota Batam mengadakan kegiatan Pasraman Kilat di Pura Agung Amertha Bhuana, selama tiga hari dari tanggal 6 sampai dengan 8 Juni 2017. Kegiatan ini diikuti oleh semua siswa dari tingkat PAUD sampai dengan SMA/SMK. 

Pada hari pertama kegiatan diisi dengan Persembahyangan bersama dilanjutkan doa bersama sebagai upaya pengenalan mantra Weda dan pembumian ajaran Weda oleh Jro Mangku Putu Satria Yasa dan Jro Mangku Agung Arief Suryanatha. Setelah itu siswa di arahkan sesuai dengan tingkatanya. Untuk tingkat SMP dan SMA di utama mandala. Tingkat SD dipusatkan di aula, sedangkan siswa PAUD dipusatkan di ruang belajar PAUD. Tetapi di hari kedua dan ketiga akan ditukar tempatnya agar inovatif dan siswa tidak jenuh.

Untuk siswa PAUD mereka dipandu oleh Siswanti dan Rinawati. Mereka diajak untuk mewarnai gambar Dewa Ganesha sebagai upaya mengenalkan Dewa Ganesha pada siswa PAUD. Ganesha adalah dewa kecerdasan dan penghalau segala rintangan. Untuk tingkat SD kelas 1 sampai dengan kelas 3 dipandu oleh Resi Deepsiani, Putu Desy, Komang Wartina, Katmiartik dan lainnya.  Mereka diberi tugas diskusi. Untuk tingkat SD kelas 4 sampai dengan 6 dipandu oleh Putu Suardika dan timnya. Mereka diberi tugas mewarnai gambar dewa beserta  tugas dan fungsinya. Untuk tingkat SMP dan SMA dipandu oleh Eko Prasetyo,  Made Karmawan, I Gusti Ayu Laksmi dan Endang Daryanti. Di hari pertama, siswa SMP dan SMA diajak untuk menguasi jiwa kepemimpinan melalui dinamika kelompok, problem solving, menggambar simbol pada bendera lalu menjelaskan maknanya dan membuat yel – yel. Terkahir mereka presentasi hasil diskusi kelompok. Kegiatan ini bertujuan untuk membentuk jiwa kepemimpinan, peningkatan soft skill dan kerjasama tim. Ilmu ini akan bermanfaat kelak setelah mereka dewasa nanti. 

Di hari kedua hampir sama dengan hari pertama. Hanya saja khusus SMP dan SMA di hari kedua mereka lebih banyak diskusi di ruang kelas dan mengambil nilai – nilai dharma dalam video film dasa Awatara Wishnu ke dunia. Untuk siswa  PAUD dengan materi game yang mengasah otak,  sedangkan siswa SD diisi dengan materi game dan kerjasama tim. Di hari ketiga, Kamis, 8 Juni 2017 materi diisi dengan Yoga asanas yang dipandu oleh Made Karmawan. 

Ditemui secara terpisah, I Made Kasa Astawa selaku Ketua Pasraman Jnana Sila Bhakti menyatakan bahwa kegiatan ini bersifat wajib dari siswa PAUD sampai dengan siswa kelas XI. Tujuan kegiatan ini di samping untuk mengisi liburan juga untuk membentuk karakter dan jiwa kepemimpinan peserta. Made mengatakan bahwa kegiatan ini mengacu pada Tri Kerangka Dasar Agama Hindu yang meliputi tattwa, etika dan upakara.  Jadi siswa pasraman nanti akan belajar Etika, Ritual dan upakara. Di segi etika maka siswa akan dibentuk jiwa leadership, kerja sama tim dan problem solving. Dari segi ritual maka siswa akan belajar membuat banten yang paling sederhana seperti canang sari. Di segi tattwa maka guru pembimbing akan menyelipkan makna filosopis dari apa yang siswa lakukan. ”Pokoknya siswa akan senang dan rugi kalau tidak datang, intinya kegiatan ini adalah fun in dharma, tegas Made mangakhiri pembicaraannya.

Kegiatan ini sangat bermanfaat sekali terutama bagi siwa, dan juga bagi guru, orang tua. Kegiatan ini bertujuan untuk pembentukan karakter, meningkatkan sradha dan bhakti siswa, meningkatkan cinta kepada Hindu dan cinta kepada NKRI, menumbuhkan kebersamaan dan jiwa kepemimpinan. Peserta sangat antusias mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.  Kegiatan ini harus berkesinambungan setiap tahunnya dengan nuansa yang lebih inovatif agar siswa tidak jenuh. (eko 2017)

 

Last Updated on Friday, 09 June 2017 04:22

Hits: 2938

Sosialisasi Bahaya Narkoba

Bertempat di Aula Pasraman Jnana Sila Bhakti, pada Minggu 22 Oktober 2017, Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Batam bekerjasama dengan Bimas Hindu Kantor Kementerian Agama Kota Batam dan Pasraman Jnana Sila Bhakti menggelar Sosialisasi Bahaya Penyalahgunaan Narkoba. Pada kesempatan itu Eko Prasetyo selaku penanggung jawab kegiatan mengatakan bahwa penyuluhan ini merupakan bagian dari program kerja Penyelenggara Bimas Hindu Kantor kementerian Agama Kota Batam yang disinergikan dengan program penyuluhan dari BNN Kota Batam. Eko berharap peserta yang berjumlah sekitar 105 siswa pasraman untuk serius mengikuti kegiatan ini dari awal sampai akhir. Mengingat pelajar adalah masa depan bangsa. Jika generasi mudanya berkualitas maka bangsa Indonesia akan maju.

Selanjutntya, I Made Kasa Astawa, ST selaku ketua Pasraman Jnana Sila Bhakti mengucapkan terima kasih kepada BNN Kota Batam yang telah bersedia memberikan penyuluhan untuk Siswa-siswi Pasraman. Made berharap program ini berkesinambungan dari tahun ke tahun. 

Pada kesempatan Ucok dari BNN juga berkesempatan memberikan kata sambutannya. Dalam sambutannya beliau menegaskan bahya peredaran gelap narkoba menjadi permasalahan besar. Posisi Indonesia yang strategis dengan jumlah penduduk yang besar menyebabkan Indonesia menjadi “market” yang sangat baik di Asia. Untuk itu BNN telah bekerja keras dengan bekerjasama dengan pihak terkait untuk melakukan pencegahan dan lain sebagainya.

Wayan Catra Yasa selaku Ketua Paruman Walaka menjelaskan bahwa kewajiban Brahmacari adalah menuntut ilmu jangan sampai dirusak dengan narkoba. Dalam menuntut ilmu sangat dibutuhan bhakti dan konsentrasi untuk mencapai cita – cita untuk bekal di masa Grhasta asrama.

Darmarita selaku narasumber dari BNN Kota Batam menjelaskan apa itu narkoba dan bahanya kepada kesehatan jika dikonsumsi. Zat atau Obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi/menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. Mengubah struktur dan cara kerja otak pada sistem saraf pusat sehingga mengganggu daya pikir, daya ingat, konsentrasi, persepsi, perasaaan dan perilaku.

Darmarita juga menjelaskan beberapa hal terkait bahaya narkoba kepada para siswa dan juga guru di pasraman. Menurut Darmarita narkoba adalah kejahatan lintas Negara, kejahatan yang terorganisir, dan kejahatan yang serius. Narkoba menimbulkan kerugian yang sangat besar dari segi kesehatan, sosial ekonomi, keamanan, dan hilangnya generasi bangsa (lost generation) di masa depan. Daya rusak narkoba terhadap suatu bangsa bisa lebih besar dari bahaya korupsi dan terorisme. Narkoba merupakan mesin perusak yang diarahkan untuk menyerang generasi muda Indonesia yang pada akhirnya menjadi mesin pembunuh massal, pembunuh daya intelektual, daya saing, dan kekuatan sebuah bangsa. Sesuai data yang dimilikki oleh BNN pengguna narkoba paling banyak adalah karyawan/artis karena factor ketersediaan dana, selebihnya pelajar dan pengangguran.

Lebih lanjut Darmarita menjelaskan pandangan ajaran Agama Hindu perihal narkoba. Dalam pandangan Hindu penggunaan narkoba dapat dimasukkan sebagai bagian dari Sad Ripu yaitu Enam musuh dalam diri, dimana meliputi Kama (hawa napsu), Lobha (tidak pernah puas dengan apa yang ada), Krodha (marah), Mada (mabuk), Moha (kebingungan) dan Matsarya (iri/dengki). Orang yang telah menkonsumsi narkoba bahkan yang sudah ketagihan telah dikuasai oleh Sad Ripu. Kitab Veda mengajarkan agar manusia selalui memerangi keenam musuh ini.  Veda mengajarkan agar umat Hindu menghindarkan diri dari 5 M, yaitu: Madat (narkoba), Mabuk (minuman keras), Main (judi), Malin (mencuri), Madon (berzina). Jika kita dapat menghindarkan diri dari kelima hal tersebut di atas niscaya kita akan menemukan kedamaian, kesehatan dan kebahagiaan. Bagi generasi muda Hindu, cara terbaik untuk terhindar dari jeratan narkoba adalah meningkatkan sraddha bhakti (Iman dan Taqwa) dan pandai memilih teman dalam bergaul sehari-hari.

Terakhir narasumber menjelaskan pencegahan peredaran narkoba dengan pendekatan kasih sayang dan kepedulian di keluarga. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang merupakan wadah utama dalam proses sosialisasi anak menuju kepribadian yang dewasa. Keluarga adalah benteng utama yang dapat mencegah anak-anak dari penyalahgunaan narkoba. Pencegahan penyalahgunaan narkoba sudah seharusnya dimulai dalam keluarga. Keluarga yang sejahtera dengan penuh kasih sayang sebetulnya sudah melaksanakan pencegahan. Anak-anak yang tumbuh dengan kasih sayang dan rasa aman, adanya kesempatan untuk menyatakan perasaan dan mengeluarkan pendapat, dan dididik untuk mengambil keputusan yang bijaksana akan terhindar dari penyalahgunaan narkoba. (eko2017)

 

Last Updated on Sunday, 29 October 2017 13:28

Hits: 3786

Pembinaan Siswa Pasraman 2017

Bertempat di Aula Kantor Kementerian Agama Kota Batam pada hari Kamis, 25 sampai dengan Jumat, 26 Mei 2017, Bimas Hindu Kantor Kementerian Agama Kota Batam menyelenggarakan kegiatan Pembinaan Siswa Pasraman.

Last Updated on Wednesday, 07 June 2017 03:09

Hits: 2725

Read more: Pembinaan Siswa Pasraman 2017